Niat Sindir Fadli Zon, Tsamara Malah Dikritik Media Rusia

Sebagai sebuah partai, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memang memiliki politisi yang cukup berani berbicara. Masih berusia muda dan bahkan tanpa pengalaman politik luar biasa, kader PSI tak segan mengungkapkan pendapat mereka saat membela Jokowi. Partai dengan nomor urut 11 di Pemilu 2019 inipun memiliki politisi muda yang tak gentar seperti Tsamara Amany.

 

Perempuan berusia 21 tahun yang menjadi Caleg PSI sekaligus Ketua DPP bidang eksternal PSI ini bahkan dengan lantang mengkritik komentar Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon. Semua bermula saat Wakil Ketua DPR RI itu mengungkapkan kekagumannya atas Presiden Rusia, Vladimir Putin. Bahkan Fadli menghimbau rakyat Indonesia mencari pemimpin tegas seperti Putin, bukannya pemimpin yang plonga-plongo.

 

Hal itu langsung membuat perempuan yang pernah jadi staf magang mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok ini mengajak Fadli berdikusi terbuka hingga merilis video penjelasan bahwa Putin bukanlah pemimpin baik. Mengambil data indeks persepsi korupsi Indonesia yang lebih baik dari Rusia hingga slot deposit linkaja aksi Putin sebagai pemimpin otoriter, Tsamara menilai kalau banyak praktek korupsi dibiarkan terjadi di pemerintahan Rusia. Namun pendapat itu menjadi blunder saat media asal Rusia untuk Indonesia, Russia Beyond the Headlines (RBTH) menilai pernyataan Tsamara itu dangkal wawasan.

 

Berdalih tidak membela Fadli, RBTH kecewa atas pernyataan Tsamara. “Kami pikir ada kesalahpahaman soal pengetahuan anda atas politik dan bahkan sistem pers Rusia. Pernyataan bahwa di Rusia tidak ada kebebasan beraspirasi seperti di Indonesia ini menunjukkan kedangkalan wawasan,”. Tak heran kalau banyak yang menilai aksi Tsamara ini malah bisa memperburuk hubungan Rusia-Indonesia.

 

Masih Muda, Tsamara Sering Kritik Emosional

 

Buntut dari ucapan Tsamara itu membuat RBTH mengundang perempuan yang baru akan wisuda S1 pada 21 April 2018 dalam press briefing bulanan bersama pihak Kedubes Rusia di Jakarta. Namun sayang, perempuan yang resmi menjanda pada 2017 itu tidak hadir, padahal video kritikannya terhadap Fadli sudah disampaikan ke Lyudmila Vorobyeva, Dubes Rusia untuk Indonesia.

 

Melalui siaran pers, Tsamara dan PSI pun menyampaikan pembelaannya. Tsamara memahami keberatan RBTH karena media itu adalah sarana kampanye Rusia dan Putin kepada dunia. Diapun berdalih bahwa kritikannya terhadap Putin tidak serta merta membuatnya anti terhadap rakyat Rusia. Kendati begitu, Tsamara tetap teguh berpendapat bahwa kualitas Putin yang seorang diktator, otoriter hingga membiarkan korupsi terorganisi di Rusia sudah diungkapkan banyak media dunia.

 

Bukan sekali ini saja celotehan Tsamara berdampak panjang. Pada pertengahan Maret lalu sempat muncul cuitan Twitter dirinya mengenai mantan Presiden Megawati yang tidak pantas pimpin PDIP dan sudah seharusnya digantikan oleh Presiden Jokowi. Lagi-lagi dalam pembelaannya, Tsamara mengaku kalau cuitan itu dibuat olehnya tanpa pertimbangan rasional dan begitu emosional karena masih berusia 18 tahun, seperti dilansir CNN Indonesia.

 

PSI, Partai Debutan Dengan Caleg Tanpa Pengalaman

 

Bicara mengenai PSI yang jadi mesin politik Tsamara, memang cukup istimewa. Baru dibentuk pada akhir 2014, partai yang dipimpin Grace Natalie ini percaya diri mengusung 55 bakal caleg sebagai calon anggota DPR RI dalam Pemilu 2019. Tanpa pengalaman politik, 55 caleg PSI itu adalah karyawan swasta, wiraswasta, dokter, pegawai bank, konsultan, pengacara, guru, dosen, peneliti, arsitek, aktivis, penulis, mantan atlet, musisi hingga jurnalis. Bagi Raja Juli Antoni selaku Sekjen PSI, partainya memang lebih suka merekrut orang-orang tanpa pengalaman politik supaya lebih mudah menanamkan asas PSI.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *